Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Boltim gegara Tanggul Jebol, 1 Rumah Hanyut

Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Boltim gegara Tanggul Jebol, 1 Rumah Hanyut

Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Boltim gegara Tanggul Jebol, 1 Rumah Hanyut

Banjir bandang kembali melanda wilayah Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, pada Minggu malam, 5 Mei 2025. Kali ini, dua desa yakni Desa Molobog dan Desa Jiko Belanga, Kecamatan Motongkad, terdampak cukup parah akibat jebolnya tanggul sungai utama yang membentang di perbatasan kedua wilayah tersebut. Akibat bencana ini, satu rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus, sementara puluhan lainnya terendam lumpur dan air setinggi satu meter.

Insiden ini memicu evakuasi darurat oleh aparat setempat bersama relawan dan warga, serta membuka kembali diskusi mengenai kondisi infrastruktur tanggul dan mitigasi bencana di daerah rawan banjir seperti Boltim.

Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Boltim gegara Tanggul Jebol, 1 Rumah Hanyut
Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Boltim gegara Tanggul Jebol, 1 Rumah Hanyut

Banjir Bandang Terjang 2 Desa di Boltim gegara Tanggul Jebol, 1 Rumah Hanyut

Hujan deras yang mengguyur kawasan Boltim sejak Sabtu sore menyebabkan debit air sungai Molobog meningkat drastis. Pada Minggu pukul 20.45 WITA, warga mendengar suara retakan dari arah tanggul penahan sungai di sisi barat Desa Molobog. Beberapa menit kemudian, tanggul jebol sepanjang 12 meter, dan air bercampur lumpur langsung menerjang permukiman warga.

Aliran air yang sangat deras meluncur ke dataran rendah, membawa material lumpur, batu, serta potongan kayu. Satu rumah milik warga bernama Amir Yusuf di Dusun III Desa Jiko Belanga dilaporkan hanyut total. Beruntung, tidak ada korban jiwa karena penghuni telah dievakuasi lebih dulu oleh warga.


Dampak Banjir: Rumah Terendam, Fasilitas Rusak, Warga Mengungsi

Data sementara dari BPBD Boltim mencatat bahwa:

  • 1 rumah hanyut

  • 15 rumah rusak ringan hingga sedang

  • Puluhan rumah terendam air dan lumpur

  • 3 akses jalan desa putus sementara

  • 2 sekolah terendam dan tidak bisa digunakan

Sebanyak 76 warga dari kedua desa terpaksa mengungsi ke balai desa dan rumah warga lainnya yang lebih tinggi letaknya. Mereka membutuhkan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, selimut, serta perlengkapan bayi.


Upaya Evakuasi dan Tanggap Darurat oleh Pemerintah Daerah

CERDAS4D SLOT Pemerintah Kabupaten Boltim bersama BPBD, TNI, dan Polri langsung turun ke lokasi pada Senin dini hari untuk mengevakuasi warga dan menyalurkan bantuan darurat. Petugas melakukan pembersihan jalur utama dan membuka dapur umum di lokasi pengungsian.

Bupati Boltim, Sam Sachrul Mamonto, menyatakan bahwa daerah tersebut sudah dalam status tanggap darurat bencana dan meminta semua instansi bekerja cepat untuk mencegah jatuhnya korban lanjutan.

“Kami prioritaskan keselamatan warga terlebih dahulu. Kami juga segera menurunkan alat berat untuk membantu normalisasi sungai,” ujar Bupati dalam keterangan pers.


Penyebab Utama: Tanggul Rapuh dan Tidak Pernah Diperbaiki

Menurut keterangan warga dan hasil inspeksi awal petugas, tanggul sungai Molobog yang jebol sudah mengalami keretakan sejak awal tahun, namun belum mendapat perbaikan permanen. Kondisinya diperparah oleh sedimentasi sungai dan minimnya pemeliharaan drainase di sekitar desa.

Warga menilai bahwa proyek perbaikan tanggul yang dijanjikan pada 2023 lalu belum terealisasi. Beberapa bagian tanggul masih berupa tanah padat tanpa penguatan beton, sehingga rentan jebol saat debit air meningkat tajam.


Curah Hujan Tinggi: Anomali Cuaca di Wilayah Sulawesi Utara

BMKG Sulut mencatat bahwa curah hujan yang terjadi pada awal Mei ini tergolong ekstrem, dengan intensitas mencapai 130 mm/hari, jauh di atas rata-rata bulanan. Anomali cuaca akibat gangguan La Nina lemah turut berperan dalam tingginya curah hujan yang memicu banjir bandang.

BMKG memperingatkan bahwa potensi hujan lebat masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan, khususnya di wilayah pesisir dan dataran rendah seperti Boltim, Bolaang Mongondow, dan Minahasa Selatan.

Baca juga:Amukan Banjir di Kabupaten Cianjur


Testimoni Warga: Panik, Tapi Bersyukur Bisa Selamat

Beberapa warga yang terdampak menyampaikan kisah mereka. Aminah (42), warga Molobog, mengatakan bahwa air datang sangat cepat dan menghantam tembok belakang rumahnya.

“Kami sedang makan malam, tiba-tiba air dan lumpur masuk dari belakang. Kami langsung keluar lewat jendela. Barang-barang kami semua hanyut,” katanya.

Warga lain, Herman (55), mengatakan bahwa bantuan awal sangat diperlukan karena banyak anak-anak dan lansia yang trauma dan kedinginan akibat banjir malam hari.


Dampak Sosial dan Psikologis di Kalangan Pengungsi

Selain kerusakan fisik, bencana ini juga menimbulkan tekanan psikologis bagi warga, terutama anak-anak dan lansia. Banyak yang kehilangan tempat tinggal, sekolah terganggu, dan pekerjaan harian terhenti.

Lembaga sosial dan relawan kemanusiaan mulai menyediakan layanan dukungan psikososial (LDP) untuk mencegah trauma berkepanjangan, serta memberikan ruang bermain aman bagi anak-anak di lokasi pengungsian.


Bantuan dan Donasi: Pemerintah Ajak Masyarakat Ikut Peduli

Pemerintah daerah membuka posko bantuan logistik di Kantor BPBD Boltim dan Kantor Kecamatan Motongkad. Masyarakat yang ingin menyumbang dalam bentuk barang atau dana dapat menyalurkan melalui rekening resmi atau menyerahkan langsung ke lokasi.

Beberapa organisasi seperti PMI, ACT, dan Dompet Dhuafa telah mengirimkan tim bantuan untuk mendukung logistik makanan, obat-obatan, dan perlengkapan tidur.


Seruan untuk Evaluasi dan Perbaikan Infrastruktur Sungai

Peristiwa banjir bandang ini menegaskan kembali pentingnya pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur sungai di daerah rawan bencana. Para pengamat lingkungan dan LSM mendorong pemerintah untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap kondisi tanggul dan aliran sungai di wilayah Boltim dan sekitarnya.

Langkah yang disarankan antara lain:

  • Pembangunan tanggul permanen dengan struktur beton

  • Pembersihan sungai dari sedimentasi

  • Pemasangan alat deteksi dini banjir

  • Edukasi kesiapsiagaan bencana kepada warga


Kesimpulan: Tragedi yang Harus Jadi Pelajaran untuk Mitigasi Bencana

Banjir bandang yang melanda Desa Molobog dan Jiko Belanga di Boltim merupakan bencana yang seharusnya bisa dicegah jika infrastruktur sungai mendapat perhatian serius. Jebolnya tanggul menunjukkan lemahnya sistem mitigasi, dan ini menjadi alarm bagi seluruh wilayah rawan banjir di Indonesia.

Kini, yang terpenting adalah membantu warga terdampak untuk bangkit kembali dan memastikan kejadian serupa tidak terulang. Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak harus bahu-membahu membangun sistem tangguh yang tidak hanya reaktif saat bencana datang, tetapi juga proaktif dalam mencegahnya.

adminTres Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TresDemaIO

TresDemaio adalah platform artikel terpercaya yang menyajikan berbagai informasi menarik, inspiratif, dan edukatif. Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan pembaca dengan konten yang berkualitas, mencakup beragam topik seperti Kuliner, gaya hidup, Politik, bisnis, dan banyak lagi.