Jaga Stabilitas Harga Pangan Keberhasilan Pemerintah Prabowo berhasil mengendalikan kestabilan harga pangan nasional pada saat-saat yang selama ini dikenal sebagai periode rawan inflasi. Hal tersebut disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna yang diselenggarakan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (5/5/2025).

Dalam forum yang dihadiri oleh hampir seluruh jajaran menteri Kabinet Merah Putih dan pimpinan lembaga negara tersebut, Presiden menekankan bahwa stabilitas harga pangan selama momen penting seperti akhir tahun, perayaan Natal, dan Hari Raya Idulfitri merupakan hasil nyata dari sinergi dan kerja keras berbagai unsur pemerintah.

“Pemerintah yang saat ini saya pimpin telah membuktikan kemampuannya dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok pada periode-periode yang secara historis selalu menimbulkan gejolak harga. Saat-saat seperti Natal, Lebaran, dan akhir tahun, yang kerap menjadi pemicu lonjakan harga, dapat kita lewati dengan terkendalinya pasokan dan harga pangan secara umum,” ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya.

Jaga Stabilitas Harga Pangan Keberhasilan Pemerintah

Presiden Prabowo memberikan apresiasi kepada para anggota Kabinet Merah Putih atas kontribusi langsung mereka di lapangan dalam memastikan distribusi dan ketersediaan stok pangan nasional. Ia menyoroti pentingnya kehadiran dan keterlibatan aktif para menteri dalam mengawasi jalannya rantai pasok pangan dari pusat hingga ke daerah.

“Keberhasilan ini tentu bukan hasil kerja individu, melainkan buah dari kerja kolektif. Seluruh jajaran kabinet bekerja di lapangan, melakukan pengecekan langsung ke pasar, gudang, dan pusat distribusi. Inilah bentuk konkret dari pemerintahan yang tidak hanya membuat kebijakan dari balik meja, tetapi hadir langsung mengatasi permasalahan rakyat,” imbuhnya.

Presiden juga menyampaikan keyakinannya bahwa mekanisme kerja terpadu antarkementerian yang telah dibangun mampu menjadi model ideal dalam penanganan isu strategis lain, baik di sektor pangan maupun sektor-sektor vital lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden turut mengenang pengalamannya saat masih kecil, ketika ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo—yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan—harus turun langsung ke pelabuhan untuk mengawasi kedatangan kapal pengangkut bahan pokok dalam rangka mengatasi krisis pangan.

Ia menuturkan bahwa intervensi langsung dari pemerintah pada masa itu merupakan langkah strategis guna meredam gejolak harga dan menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat.

“Dulu, pemerintah harus turun tangan secara langsung, bahkan menunggu kapal di dermaga, untuk memastikan bahan pangan pokok tersedia. Itu adalah bentuk tanggung jawab yang konkret dan saya percaya, semangat itulah yang kini juga kita jalankan,” ungkap Prabowo.

Dengan menilik sejarah, ia menegaskan bahwa keberhasilan menjaga harga pangan saat ini mencerminkan perbaikan signifikan dalam tata kelola pemerintahan, khususnya dalam aspek logistik dan cadangan pangan nasional.

Kesiapan Menghadapi Krisis Global

Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia, di bawah pemerintahannya, terus melakukan pembenahan menyeluruh dalam sistem ketahanan pangan untuk menghadapi potensi krisis global. Menurutnya, kestabilan harga pangan bukan hanya masalah domestik, tetapi juga erat kaitannya dengan dinamika global seperti gangguan rantai pasok, konflik internasional, dan perubahan iklim.

“Kita harus memandang persoalan pangan dalam konteks global. Oleh karena itu, strategi kita tidak boleh hanya reaktif, tetapi juga antisipatif dan proaktif. Ketersediaan cadangan pangan strategis, peningkatan produksi dalam negeri, serta sistem distribusi yang efisien adalah kunci,” tutur Presiden.

Ia menginstruksikan para menteri terkait agar senantiasa melakukan koordinasi lintas sektor, memperkuat cadangan pangan strategis, serta memperluas jaringan distribusi ke wilayah-wilayah terpencil agar tidak terjadi kelangkaan maupun disparitas harga yang signifikan.

Sidang Kabinet Paripurna: Evaluasi Kinerja Enam Bulan

Paripurna kali ini merupakan yang ketiga dalam tahun 2025 dan menjadi ajang evaluasi enam bulan pertama pelaksanaan tugas pemerintahan Kabinet Merah Putih. Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo dan didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Dalam sidang tersebut, sejumlah isu strategis dibahas, termasuk evaluasi program prioritas nasional, kebijakan fiskal dan moneter, serta penguatan daya beli masyarakat. Selain itu, pemerintah juga meninjau kesiapan menghadapi tantangan ekonomi kuartal kedua tahun ini.

Pejabat tinggi negara yang hadir dalam sidang tersebut di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra; Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman; Wakil Menteri Pertanian Sudaryono; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto; Menteri Agama Nasaruddin Umar; serta Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi’i.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, juga turut hadir untuk menyampaikan perkembangan program gizi dan ketahanan pangan nasional.

Penutup: Komitmen Pemerintah dalam Menjaga Pangan

Di penghujung pidatonya, Presiden kembali menegaskan bahwa pemerintah akan terus menjadikan sektor pangan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional. Ia menekankan pentingnya kerja nyata, komitmen, dan kecepatan respons dalam menjaga kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan.

“Stabilitas harga pangan adalah salah satu ukuran utama kinerja pemerintahan. Dan saya pastikan, selama kami diberikan amanah untuk memimpin, kebutuhan dasar rakyat akan selalu menjadi prioritas utama,” pungkas Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga : 19 April Bakal Dicanangkan Sebagai Hari Keris Nasional