Banjir dan Longsor Jabodetabek: 3 Meninggal, 2 Orang Hilang

Banjir dan Longsor Jabodetabek: 3 Meninggal, 2 Orang Hilang

Bencana hidrometeorologi kembali melanda kawasan padat penduduk Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Dalam beberapa hari terakhir, curah hujan tinggi menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah, mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan dua lainnya masih dinyatakan hilang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

telah mengonfirmasi bahwa korban meninggal dan hilang berasal dari wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Sementara itu, tim SAR masih melakukan evakuasi serta pencarian korban hilang di lokasi terdampak.

Banjir dan Longsor Jabodetabek: 3 Meninggal, 2 Orang Hilang
Banjir dan Longsor Jabodetabek: 3 Meninggal, 2 Orang Hilang

Curah Hujan Ekstrem Sebabkan Bencana Meluas

Berdasarkan data dari BMKG, hujan lebat yang terjadi sejak Jumat malam (5 Juli 2025) memiliki intensitas tinggi dan bersifat merata di wilayah Jabodetabek. Tingginya curah hujan menyebabkan debit air sungai meningkat, mengakibatkan luapan di permukiman padat penduduk serta memicu pergerakan tanah di daerah-daerah perbukitan.

Salah satu wilayah terdampak paling parah adalah Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, di mana longsor terjadi pada Sabtu dini hari dan menimbun dua rumah warga. Di lokasi ini, dua orang berhasil diselamatkan, namun satu orang ditemukan meninggal dunia. Di tempat lain, banjir setinggi hampir satu meter melanda kawasan Periuk, Kota Tangerang, yang menyebabkan seorang remaja hanyut terseret arus saat hujan deras mengguyur.


Dua Orang Masih Dicari Tim SAR

Hingga Senin pagi (8 Juli 2025), dua warga masih dinyatakan hilang akibat bencana ini. Pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan lokal, serta masyarakat setempat. Fokus pencarian tertuju pada area sungai dan wilayah longsor yang masih sulit dijangkau karena medan licin dan terputus.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa operasi pencarian terus dilakukan selama 24 jam penuh dengan penguatan armada darat dan pemantauan dari udara.

“Kami berkomitmen untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang ada demi menemukan korban hilang secepat mungkin dan mencegah jatuhnya korban tambahan,” jelasnya.


Dampak Sosial dan Infrastruktur

Selain korban jiwa, bencana ini menyebabkan ratusan warga mengungsi dan puluhan rumah mengalami kerusakan. Beberapa titik pengungsian telah didirikan di masjid, balai warga, dan sekolah, terutama di kawasan Gunung Putri, Cibinong, dan Tambun Selatan.

Di Bekasi, sejumlah ruas jalan terendam air hingga setinggi 80 cm, mengakibatkan kemacetan parah dan aktivitas warga terganggu. Listrik sempat dipadamkan di beberapa area untuk mencegah korsleting, dan pelayanan publik seperti sekolah serta puskesmas turut terdampak.

Pihak Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setempat telah mengirimkan bantuan logistik dan obat-obatan ke posko pengungsian.

Dapur umum sementara juga telah dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan harian para pengungsi.


BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

BMKG memperingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Potensi hujan deras disertai petir dan angin kencang masih tinggi, terutama di wilayah selatan Jakarta dan dataran tinggi Bogor-Depok.

Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang tinggal di bantaran sungai, lereng bukit, dan wilayah rawan banjir. Pemerintah daerah juga diimbau untuk segera mengevakuasi warga jika kondisi dianggap membahayakan.


Penutup: Pemerintah Siaga, Warga Diminta Waspada

Banjir dan longsor yang terjadi di Jabodetabek menjadi pengingat bahwa bencana hidrometeorologi bisa terjadi kapan saja, terutama

di musim hujan dan masa peralihan cuaca ekstrem. Pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan status siaga dan menyiapkan langkah penanganan lanjutan.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, tetap waspada, dan mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang.

Dalam situasi bencana, sinergi antara aparat dan masyarakat menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko dan menyelamatkan nyawa.

Baca juga: 5 Orang Sekeluarga Terjebak Banjir di Rumbia Jeneponto, Rumah Nyaris Hanyut

adminTres Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TresDemaIO

TresDemaio adalah platform artikel terpercaya yang menyajikan berbagai informasi menarik, inspiratif, dan edukatif. Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan pembaca dengan konten yang berkualitas, mencakup beragam topik seperti Kuliner, gaya hidup, Politik, bisnis, dan banyak lagi.