Banjir Terjang Misool Utara Raja Ampat, 215 Rumah Terdampak-2 Jembatan Rusak
Bencana banjir kembali melanda wilayah timur Indonesia. Kali ini, banjir besar menerjang
Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin (24/6/2025)
dini hari setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama dua hari berturut-turut.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Raja Ampat mencatat bahwa sebanyak 215 rumah warga terdampak, dan dua jembatan penghubung
antar-kampung rusak berat akibat arus air yang deras.

Kronologi Kejadian
Banjir mulai terjadi sekitar pukul 03.00 WIT ketika sungai-sungai kecil di daerah Misool Utara meluap. Hujan deras yang turun sejak Sabtu malam hingga Minggu sore membuat debit air meningkat tajam.
Limpasan air tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga menghanyutkan beberapa kendaraan roda dua dan perabot rumah tangga. Beberapa warga sempat terjebak di dalam rumah sebelum berhasil diselamatkan oleh tim relawan dan aparat setempat.
Wilayah yang Terdampak
Wilayah yang terdampak paling parah antara lain Kampung Lilinta, Kampung Fafanlap, dan Kampung Gamta. Tiga kampung ini berada di dataran rendah yang memang rawan banjir saat curah hujan tinggi.
Ketinggian air dilaporkan mencapai setinggi 1 hingga 1,5 meter di beberapa titik, membuat aktivitas warga lumpuh total. Sekolah-sekolah dan fasilitas umum juga ikut terdampak.
Sementara itu, dua jembatan utama yang menjadi akses antar-kampung dilaporkan rusak berat dan tak bisa dilalui kendaraan. Hal ini membuat proses evakuasi dan distribusi bantuan menjadi terhambat.
Proses Evakuasi dan Penanganan Darurat
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan setempat segera dikerahkan untuk melakukan evakuasi. Warga yang terdampak langsung dipindahkan ke lokasi pengungsian sementara seperti balai kampung dan sekolah.
Pemerintah Kabupaten Raja Ampat juga mendirikan posko darurat untuk menampung korban dan mendistribusikan bantuan logistik, termasuk makanan siap saji, air bersih, selimut, dan obat-obatan.
Kepala BPBD Raja Ampat, Yohanes Marani, menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan alat berat untuk membersihkan sisa lumpur dan material yang menyumbat aliran air.
“Kami fokus pada evakuasi warga rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Saat ini, 215 rumah tercatat mengalami kerusakan, dan proses pendataan terus kami lakukan,” jelas Yohanes.
Tanggapan Pemerintah Daerah
Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, turun langsung ke lokasi bencana dan menyatakan bahwa wilayah Misool Utara kini berstatus tanggap darurat bencana banjir.
Dalam keterangannya, ia juga meminta agar bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat segera disalurkan untuk mempercepat pemulihan.
“Kami sangat prihatin atas musibah ini. Pemerintah daerah akan mengupayakan semua bantuan yang diperlukan untuk memulihkan kehidupan masyarakat secepatnya,” ujar Bupati Faris.
Faktor Penyebab Banjir
Menurut analisa sementara BMKG Papua Barat, banjir ini dipicu oleh curah hujan ekstrem akibat gangguan cuaca skala regional
serta kondisi sungai kecil yang sudah mulai mengalami sedimentasi sehingga aliran air meluap dengan mudah.
Selain itu, minimnya saluran drainase dan penataan ruang yang tidak optimal di kawasan perkampungan turut memperparah situasi.
BMKG juga mengingatkan bahwa potensi hujan lebat masih akan terjadi dalam dua hari ke depan, sehingga masyarakat diminta tetap waspada.
Baca juga: Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Mamuju Tengah, Lalin Lumpuh
Penutup: Warga Butuh Bantuan Cepat
Banjir yang melanda Misool Utara menjadi pengingat bahwa ancaman bencana hidrometeorologi di Indonesia Timur tidak bisa diabaikan.
Dampaknya bukan hanya kerugian harta benda, tetapi juga mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Saat ini, para korban masih membutuhkan bantuan logistik, fasilitas pengungsian yang layak, dan akses ke layanan kesehatan.
Pemerintah, relawan, dan masyarakat diharapkan bersatu dalam membantu warga yang terdampak agar segera pulih dari musibah ini.
Leave a Reply