Pria Pencekik Kurir COD di Pamekasan Ditangkap

Seorang pria di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, ditangkap oleh aparat kepolisian setelah diduga melakukan tindak

kekerasan terhadap seorang kurir jasa pengantaran barang dengan sistem pembayaran Cash on Delivery (COD).

Peristiwa yang terekam dalam sebuah video tersebut sempat viral di media sosial, memicu kecaman luas dari masyarakat dan mendorong pihak berwenang untuk bertindak cepat.

Kejadian ini menjadi sorotan publik lantaran pelaku diduga dengan sengaja mencekik korban, seorang kurir yang tengah menjalankan tugasnya.

Tindakan kekerasan tersebut dianggap tidak hanya mencoreng etika bermasyarakat, tetapi juga menjadi ancaman serius

terhadap keselamatan para pekerja jasa pengantaran yang kini semakin penting di era digital.

Kronologi Kejadian

Peristiwa kekerasan ini terjadi pada akhir Juni 2025 di sebuah kawasan pemukiman di Kecamatan Pamekasan.

Menurut keterangan saksi mata dan rekaman yang beredar, insiden bermula saat kurir tersebut mengantarkan barang pesanan

kepada pelaku dengan metode COD. Namun, saat kurir meminta pembayaran, pelaku justru menolak membayar dan terlibat adu mulut.

Dalam video yang beredar luas, tampak pelaku secara agresif menarik dan mencekik leher korban sembari memaki-maki.

Korban sempat berusaha melepaskan diri dan menjelaskan bahwa dirinya hanya menjalankan tugas. Namun, pelaku tetap bertindak kasar dan mengintimidasi.

Rekaman tersebut memicu kemarahan warganet. Banyak pihak menilai bahwa tindakan pelaku sangat tidak

manusiawi dan tidak proporsional terhadap seorang pekerja yang hanya mengantarkan barang.

Tindakan Cepat Aparat Kepolisian

Setelah video viral, pihak kepolisian dari Polres Pamekasan segera melakukan penyelidikan. Berdasarkan identifikasi visual dan laporan warga

pelaku akhirnya berhasil diamankan pada awal Juli 2025. Penangkapan dilakukan di rumahnya tanpa perlawanan berarti.

Kapolres Pamekasan, AKBP Rendra Arif Nasution, dalam keterangannya kepada media menyatakan bahwa pelaku telah ditetapkan

sebagai tersangka. Polisi juga telah mengantongi sejumlah barang bukti, termasuk video rekaman kejadian dan keterangan dari korban serta saksi.

“Tindakan kekerasan terhadap siapa pun, apalagi terhadap pekerja yang menjalankan tugasnya, tidak bisa dibenarkan secara hukum maupun moral,” tegas AKBP Rendra.

Perlindungan Terhadap Pekerja Jasa

Kasus ini kembali membuka diskusi publik mengenai pentingnya perlindungan hukum terhadap pekerja jasa seperti kurir. Dalam banyak kasus, kurir sering kali menghadapi berbagai bentuk perlakuan tidak menyenangkan, mulai dari pelecehan verbal hingga kekerasan fisik, saat bertugas.

Banyak pihak, termasuk organisasi buruh dan komunitas ojek online, menyerukan agar pemerintah dan perusahaan jasa logistik lebih serius dalam memberikan perlindungan hukum dan dukungan kepada para kurir. Diharapkan ada SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas serta jalur pelaporan cepat apabila terjadi insiden serupa.

Ancaman Hukuman dan Proses Hukum

Pelaku kini dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal dua tahun delapan bulan. Jika terbukti bahwa korban mengalami luka serius akibat tindakan tersebut, maka hukuman dapat diperberat.

Saat ini, pelaku masih dalam proses penyidikan lebih lanjut di Mapolres Pamekasan. Sementara itu, korban telah mendapatkan pendampingan dari pihak jasa ekspedisi tempatnya bekerja, termasuk dukungan hukum dan psikologis.

Penutup

Kejadian pencekikan kurir COD di Pamekasan menjadi pengingat keras bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya rasa saling menghargai dalam kehidupan sosial, terutama kepada para pekerja yang berperan penting dalam rantai ekonomi masyarakat.

Baca juga:MA Sunat Vonis Novanto, KPK: Koruptor Harusnya Dihukum Setinggi-tingginya