Pramono Sebut Jakarta Siap Jadi Kota Global, Kebudayaan Jadi Kekuatan
Jakarta terus melangkah menuju status sebagai kota global yang kompetitif. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan bahwa transformasi Jakarta pasca-IKN bukan berarti kehilangan identitas atau daya tariknya.
Justru, menurutnya, ibu kota lama ini memiliki potensi besar untuk bersinar di kancah internasional berkat kekuatan budaya dan sosial yang berakar kuat di tengah masyarakatnya.
Pramono menekankan pentingnya menjadikan kebudayaan sebagai fondasi utama dalam membentuk identitas global Jakarta.
Ia mencontohkan berbagai kota besar di dunia seperti Tokyo, Paris, dan New York yang mampu mempertahankan karakter lokal sambil berperan aktif dalam percaturan global.
Pramono Sebut Jakarta Siap Jadi Kota Global, Kebudayaan Jadi Kekuatan
“Kebudayaan Jakarta adalah kekuatan yang tak bisa digantikan oleh pembangunan fisik semata. Di sinilah akar kearifan lokal bertumbuh dan menjadi identitas kita
ujar Pramono dalam sebuah forum kebudayaan nasional.
Ia mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah, komunitas budaya, hingga generasi muda untuk aktif menjaga serta mengembangkan warisan budaya yang dimiliki.
Pramono juga menyebut Jakarta telah memiliki infrastruktur yang cukup untuk mendukung ekspresi budaya, mulai dari Taman Ismail Marzuki, museum-museum sejarah, hingga ruang publik yang mulai dirancang dengan pendekatan budaya.
Peran Ekonomi Kreatif dan Komunitas
Dalam konteks kota global, Pramono menyoroti pentingnya mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya. Sektor ini dinilai mampu menyerap tenaga kerja
menciptakan peluang usaha, dan menjadi wajah baru bagi Jakarta di mata dunia.
Berbagai komunitas seperti seniman, pekerja film, pegiat musik, dan pelaku kuliner khas Betawi dan Nusantara diharapkan menjadi bagian integral dari strategi pembangunan kota.
Jika sektor kreatif tumbuh dengan baik, Jakarta bisa menjadi pusat inovasi budaya Asia Tenggara,” tambahnya.
Penguatan Identitas Jakarta Pasca-IKN
Pindahnya ibu kota negara ke IKN di Kalimantan Timur memang memberi tantangan tersendiri bagi Jakarta.
Namun, Pramono meyakini hal itu bisa menjadi momentum refleksi untuk memperkuat identitas Jakarta sebagai kota budaya.
Pemerintah pusat juga dikabarkan tengah menyusun rencana strategis untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat ekonomi, budaya, dan diplomasi regional.
Rencana ini mencakup pembangunan fasilitas budaya bertaraf internasional serta penyelenggaraan festival budaya global secara rutin.
Diplomasi Budaya dan Kolaborasi Internasional
Langkah konkret lainnya yang disiapkan adalah memperkuat diplomasi budaya melalui kerja sama internasional Jakarta diharapkan menjadi tuan rumah berbagai forum budaya
pertunjukan lintas negara, hingga pertukaran seniman dari berbagai penjuru dunia.
“Dunia saat ini tidak hanya bersaing dalam bidang ekonomi atau teknologi, tapi juga dalam memperkenalkan nilai-nilai budayanya
Ini menjadi kesempatan bagi Jakarta untuk tampil sebagai pusat budaya yang hidup,” kata Pramono.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski peluang terbuka lebar, tantangan tentu tidak sedikit. Kemacetan, ketimpangan sosial, dan keterbatasan ruang publik masih menjadi
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar Jakarta benar-benar menjadi kota global yang inklusif dan berkelanjutan.
Namun, Pramono tetap optimistis. Ia mengajak warga Jakarta untuk ikut serta membangun wajah baru ibu kota lama ini.
Menjadi kota global bukan berarti kehilangan jati diri. Justru dari kekuatan lokal, kita bisa menaklukkan dunia,” pungkasnya.
Penutup
Dengan langkah yang semakin terarah, Jakarta kini bergerak ke arah masa depan baru.
Bukan lagi sebagai pusat pemerintahan, tetapi sebagai kota budaya dan ekonomi yang berkelas dunia.
Kebudayaan akan menjadi jangkar sekaligus mercusuar, membawa Jakarta menatap dunia dengan percaya diri dan berkarakter.
Baca juga: Mencari Titik Cegah Aktivitas Yudisial Dengan Yudisialisasi Politik
Leave a Reply