Penangkapan Terjerat Dugaan Pedofilia Terhadap AKBP Fajar Mantan Kepolisian Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, telah diamankan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) terkait dugaan kasus kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur. Penangkapan ini dilakukan setelah beredarnya rekaman video yang memperlihatkan tindakan asusila tersebut di Australia.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) NTT, Komisaris Besar (Kombes) Patar Silalahi, mengungkapkan bahwa AKBP Fajar diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak berusia enam tahun di sebuah hotel yang berlokasi di Kota Kupang. Saat ini, aparat kepolisian telah mengidentifikasi salah satu korban dalam kasus ini.

“Berdasarkan hasil penyelidikan, kami telah mengidentifikasi seorang korban dengan inisial I. Dugaan perbuatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan merupakan tindakan pencabulan terhadap anak di bawah umur,” ujar Kombes Patar pada Selasa (11/3/2025), sebagaimana dikutip dari sumber terpercaya.

Penangkapan Terjerat Dugaan Pedofilia

Lebih lanjut, Patar menjelaskan bahwa insiden ini terjadi pada Selasa (11/6/2024) malam. AKBP Fajar mendapatkan akses terhadap korban melalui seorang remaja perempuan berinisial F yang berusia 15 tahun. F diduga berperan sebagai perantara dengan membawa korban ke lokasi kejadian di salah satu hotel di Kupang, tempat AKBP Fajar telah menunggu sebelumnya.

“Setelah mengantarkan korban, F menerima imbalan uang sebesar Rp 3 juta dari AKBP Fajar,” tambah Patar.

Kasus ini mencuat setelah Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri menerima informasi dari Australian Federal Police (AFP) terkait dugaan tindakan kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di Kota Kupang. Informasi tersebut dilengkapi dengan rekaman video yang menjadi bukti kuat dalam penyelidikan kasus ini.

Baca Juga : Pemuda Terlibat Tawuran Diamankan Pertama Puasa Di Surabaya

Divhubinter Polri kemudian meneruskan laporan tersebut kepada Polda NTT pada Kamis (23/1/2025). Dalam laporan itu, terdapat dugaan keterlibatan seorang anggota kepolisian dalam tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak. Menindaklanjuti informasi tersebut, Ditreskrimum Polda NTT segera melakukan serangkaian penyelidikan.

Sebagai langkah awal, kepolisian melakukan verifikasi terhadap data perhotelan di Kota Kupang. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, termasuk pengelola dan karyawan hotel yang diduga menjadi tempat terjadinya peristiwa tersebut. Secara keseluruhan, tujuh orang saksi telah diperiksa dalam proses penyelidikan ini.

“Melalui hasil penyelidikan yang dilakukan secara mendalam, pada Jumat (14/2/2025), kami memperoleh konfirmasi bahwa memang benar telah terjadi tindakan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur di lokasi yang telah disebutkan,” jelas Kombes Patar.

Telah Berhasil Diamankan

Dari hasil penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa AKBP Fajar menggunakan fotokopi Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai identitas saat memesan kamar hotel. Hal ini menjadi salah satu petunjuk bagi penyidik dalam mengonfirmasi identitas pelaku.

“Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, kami menemukan bahwa yang bersangkutan merupakan anggota aktif Polri yang bertugas di wilayah Polda NTT. Untuk memastikan kebenaran identitasnya, kami kemudian melakukan verifikasi data melalui bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Polda NTT,” kata Patar.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda NTT, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Henry Novika Chandra, membenarkan bahwa Dugaan Pedofilia AKBP Fajar telah diamankan pada Kamis (20/2/2025). Penangkapan ini dilakukan dengan pengawalan dari Divisi Propam Polri dan Tim Pengamanan Internal (Paminal) Polda NTT.