Mengurangi Risiko Keguguran Ibu Dengan Perawatan Prenatal merupakan kondisi yang relatif sering terjadi Berdasarkan data medis yang tersedia, diperkirakan sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan
yang telah terdeteksi mengalami keguguran pada tiga bulan pertama masa gestasi.

Meskipun kerap mengejutkan dan menimbulkan kesedihan mendalam bagi ibu hamil dan keluarganya, kondisi ini memiliki penjelasan ilmiah yang penting untuk dipahami.

Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Sujata Rathod, seorang konsultan obstetri dan ginekologi di KIMS Hospitals, Thane, India, trimester pertama adalah periode yang sangat dinamis dalam kehamilan.

Pada tahap ini, terjadi berbagai transformasi penting, baik dari sisi hormonal maupun perkembangan janin. Oleh karena itu, risiko komplikasi termasuk keguguran cukup tinggi selama fase ini.

“Trimester pertama berlangsung selama tiga bulan awal kehamilan dan merupakan masa transisi biologis yang kompleks. Banyak perubahan fisik dan hormonal terjadi secara intensif, sehingga tubuh rentan terhadap gangguan, termasuk keguguran,” ujar Dr. Rathod dalam keterangannya yang dikutip dari Hindustan Times, Rabu (12/6/2025).

Mengurangi Risiko Keguguran Ibu Kelainan Kromosom

Menurut penjelasan lebih lanjut dari Dr. Rathod, sebagian besar kasus keguguran pada trimester pertama disebabkan oleh kelainan kromosom yang bersifat acak.

Kelainan ini merupakan kesalahan genetik spontan yang tidak berhubungan langsung dengan kondisi kesehatan, pola hidup, atau aktivitas ibu hamil.

“Kesalahan dalam pembelahan sel atau mutasi genetik spontan dapat mengakibatkan embrio tidak berkembang secara normal. Kondisi ini di luar kendali individu, termasuk sang ibu,” ujarnya.

Meskipun tidak semua penyebab keguguran dapat dicegah, pemahaman yang baik mengenai faktor risiko dan langkah pencegahan dapat membantu ibu menjalani kehamilan yang lebih sehat.

Dr. Sangita Gandhi, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Rumah Sakit Jupiter, Thane, menambahkan bahwa gaya hidup sehat sangat mendukung proses kehamilan, khususnya pada trimester pertama. Ia menekankan pentingnya asupan nutrisi yang seimbang, hidrasi yang cukup, dan istirahat memadai.

“Mengonsumsi makanan bergizi tinggi, menjaga asupan cairan tubuh, serta menghindari faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, bahkan kafein dalam jumlah berlebihan dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan,” jelas Dr. Gandhi.

Selain itu, pengendalian penyakit bawaan atau kronis juga menjadi aspek penting. Bagi wanita yang memiliki riwayat medis tertentu seperti diabetes mellitus, gangguan fungsi tiroid, atau penyakit autoimun, konsultasi prakonsepsi dengan dokter sangat dianjurkan. Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi tubuh dalam keadaan optimal sebelum dan selama menjalani kehamilan.

“Konsultasi awal dan pengelolaan kondisi medis yang sudah ada dapat menurunkan risiko komplikasi, baik terhadap ibu maupun janin,” tambah Dr. Gandhi.

Keseimbangan Emosional: Aspek Penting yang Kerap Terlupakan

Selain menjaga kesehatan fisik, aspek psikologis dan emosional juga memegang peranan penting dalam menjaga kehamilan tetap sehat. Dr. Sujata Rathod menyoroti pentingnya membangun kesejahteraan mental ibu hamil selama trimester awal, terutama dalam konteks mengalami atau mengantisipasi keguguran.

“Keguguran adalah pengalaman emosional yang berat. Maka dari itu, penting bagi perempuan untuk mendapatkan ruang aman untuk mengungkapkan perasaannya tanpa stigma. Pendidikan publik dan kesadaran sosial memainkan peran krusial dalam mendukung perempuan melewati masa sulit ini,” ungkapnya.

Membangun sistem dukungan psikososial, baik dari lingkungan keluarga, komunitas, maupun penyedia layanan kesehatan, dapat membantu ibu hamil menghadapi tekanan emosional dan mengurangi rasa cemas yang berlebihan.

Pentingnya Perawatan Prenatal dan Asupan Asam Folat

Dr. Gandhali Deorukhkar, spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Wockhardt di Mumbai, menegaskan bahwa perawatan prenatal yang aktif dan konsisten menjadi salah satu strategi penting dalam menurunkan risiko keguguran dan mendukung perkembangan janin.

Salah satu bentuk intervensi awal yang direkomendasikan adalah konsumsi asam folat sebelum terjadinya kehamilan. Asupan asam folat minimal tiga bulan sebelum konsepsi diketahui mampu mencegah terjadinya cacat tabung saraf dan membantu pertumbuhan embrio.

“Asam folat merupakan mikronutrien esensial dalam pembentukan sistem saraf pusat janin. Suplementasi ini telah terbukti secara klinis mengurangi risiko kelainan bawaan,” kata Dr. Deorukhkar.

Ia juga mengingatkan pentingnya mematuhi jadwal pemeriksaan kehamilan rutin, guna memantau kondisi janin dan mendeteksi dini potensi masalah yang mungkin muncul. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan pemantauan denyut jantung janin adalah bagian dari prosedur standar yang dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang kesehatan kehamilan.

Baca Juga : Fashion Show Riyadh 2025 Desainer Nina M. Nata Padukan Abaya

Meskipun keguguran pada trimester pertama merupakan kejadian yang relatif umum, hal ini tidak mengurangi dampak emosional yang ditimbulkannya. Kesadaran akan penyebab medis yang tidak dapat dikendalikan seperti kelainan kromosom, pentingnya gaya hidup sehat, serta dukungan emosional yang memadai adalah kunci dalam membangun kesiapan fisik dan mental menghadapi kehamilan.

Melalui pendekatan yang holistik – mencakup aspek medis, nutrisi, psikologis, dan sosial – diharapkan para ibu hamil dapat menjalani masa kehamilan dengan rasa aman, nyaman, dan penuh harapan. Kolaborasi aktif antara ibu, keluarga, serta tenaga medis profesional merupakan fondasi utama dalam mewujudkan proses kehamilan yang sehat dan minim risiko.