India Murka Barat Sebut Potensi Perang Nuklir dalam Konflik dengan Pakistan
Pernyataan sejumlah negara Barat mengenai potensi perang nuklir dalam konflik antara India dan Pakistan memicu kemarahan dari pemerintah India.
Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia itu menyebut komentar tersebut sebagai narasi provokatif yang tidak bertanggung jawab dan berpotensi memperkeruh stabilitas kawasan Asia Selatan yang selama ini telah rapuh.
Isu keamanan di Asia Selatan, khususnya antara dua negara bersenjata nuklir ini, selalu menjadi perhatian global.
Namun, pernyataan terbuka dari pejabat atau lembaga Barat mengenai potensi eskalasi nuklir dipandang oleh India
sebagai upaya tidak sensitif dan berlebihan yang dapat meningkatkan ketegangan, bukan menurunkannya.
India Murka Barat Sebut Potensi Perang Nuklir dalam Konflik dengan Pakistan
Ketegangan antara India dan Pakistan memang bukan hal baru. Dua negara bertetangga ini telah terlibat dalam beberapa perang sejak kemerdekaan mereka pada 1947, dengan konflik paling serius terjadi di wilayah sengketa Kashmir. Namun, pernyataan terbaru yang datang dari salah satu think tank pertahanan Barat dan didukung oleh komentar diplomat asing, menyebutkan bahwa situasi politik di Kashmir dapat berujung pada kemungkinan “eskalasi strategis”, termasuk ancaman penggunaan senjata nuklir.
Laporan tersebut disorot oleh media internasional dan memicu reaksi keras dari New Delhi. Dalam keterangan resmi, Kementerian Luar Negeri India menyebut laporan itu “tidak berdasar dan sensasional”, serta menuduh pihak asing terlalu mudah menyimpulkan skenario ekstrem tanpa mempertimbangkan fakta dan realitas regional.
Reaksi Keras dari India
India tidak tinggal diam. Dalam konferensi pers yang digelar oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi, disebutkan bahwa India adalah negara yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan kapabilitas strategisnya dan memiliki doktrin nuklir yang berbasis “No First Use”. Artinya, India tidak akan menjadi pihak pertama yang menggunakan senjata nuklir dalam konflik.
“Kami menolak mentah-mentah upaya pihak luar yang dengan sembrono menyebarkan ketakutan tentang kemungkinan perang nuklir. Ini adalah narasi tidak etis dan berbahaya yang hanya akan memanaskan suasana,” ujar Bagchi dalam pernyataannya.
India juga menilai bahwa pernyataan Barat menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap dinamika kawasan Asia Selatan dan sering kali bias terhadap Pakistan. India mengklaim bahwa Pakistan adalah pihak yang justru memiliki sejarah panjang dalam mendukung aksi-aksi terorisme lintas batas dan kerap memperkeruh situasi di Kashmir.
Kekhawatiran Komunitas Internasional
Sementara itu, komunitas internasional tetap menyuarakan keprihatinan terhadap situasi keamanan di kawasan tersebut. Wilayah Kashmir, yang menjadi pusat sengketa antara India dan Pakistan, telah mengalami ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Insiden baku tembak di perbatasan, serta meningkatnya aktivitas militer kedua belah pihak, memicu kekhawatiran akan kemungkinan eskalasi.
Beberapa pengamat pertahanan menyebut bahwa meskipun kemungkinan perang nuklir masih jauh, potensi konflik konvensional yang meningkat secara cepat dapat membuka ruang bagi ketidaksengajaan atau miskalkulasi strategis.
Pakistan Menanggapi Diam-diam
Menariknya, pihak Pakistan tidak memberikan reaksi terbuka atas kemarahan India. Namun, dalam pernyataan sebelumnya, Islamabad telah menyambut baik perhatian internasional terhadap potensi bahaya di Asia Selatan, termasuk isu-isu strategis. Pakistan menekankan bahwa perdamaian hanya dapat dicapai jika India bersedia menyelesaikan konflik Kashmir secara damai dan menghentikan, menurut mereka, pelanggaran hak asasi manusia di wilayah tersebut.
Ketegangan yang Tak Kunjung Reda
Krisis India–Pakistan, terutama terkait Kashmir, telah menjadi titik panas selama lebih dari tujuh dekade.
Upaya perdamaian telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk PBB dan negara-negara netral, namun hasilnya belum memuaskan.
Pernyataan negara Barat mengenai skenario terburuk seperti perang nuklir hanya menambah daftar
panjang pernyataan asing yang dianggap memperkeruh, bukan menyelesaikan konflik.
India Tekankan Diplomasi, Bukan Retorika Ketakutan
Di tengah situasi ini, India menekankan pentingnya dialog bilateral yang damai dan konstruktif, bukan intervensi retoris dari pihak luar.
Pemerintah India mengajak negara-negara mitra internasional untuk lebih berhati-hati dalam mengomentari isu sensitif, terlebih jika menyangkut stabilitas kawasan yang berpotensi memengaruhi jutaan jiwa.
Sebagai negara demokrasi terbesar dan kekuatan ekonomi yang terus tumbuh, India menyatakan siap menjadi bagian dari solusi damai, bukan masalah. Namun, India juga menegaskan tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk ancaman terhadap integritas wilayah dan keamanan nasionalnya.
Kesimpulan
Pernyataan negara Barat tentang potensi perang nuklir antara India dan Pakistan telah menciptakan kegelisahan diplomatik baru.
Bagi India, komentar semacam itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Di saat kawasan Asia Selatan tengah mencari jalan menuju stabilitas dan perdamaian, narasi berlebihan justru berpotensi menyulut api konflik yang selama ini berusaha dipadamkan.
India meminta agar komunitas internasional lebih bijak, faktual, dan objektif dalam melihat isu-isu
geopolitik yang kompleks. Sebab, menjaga perdamaian bukan hanya soal kekuatan militer
tetapi juga soal tanggung jawab dalam menyampaikan opini kepada dunia.
Baca juga:2 Orang Hilang Diduga Terseret Banjir Bandang di Donggala, 50 Rumah Terdampak
Leave a Reply