Banjir akibat Tanggul Jebol di Karangasem, Ternak Warga Hanyut

Banjir akibat Tanggul Jebol di Karangasem, Ternak Warga Hanyut

Banjir akibat Tanggul Jebol di Karangasem, Ternak Warga Hanyut

Karangasem, Bali – Suasana pagi yang biasanya tenang di beberapa desa di Karangasem berubah

menjadi kepanikan total saat banjir bandang melanda akibat jebolnya tanggul sungai utama.

Kejadian ini terjadi pada awal pekan, menyusul hujan deras tanpa henti selama dua hari sebelumnya.

Air meluap begitu cepat dan merendam rumah, lahan pertanian, serta kandang ternak milik warga.

Puluhan ekor sapi, kambing, dan unggas dilaporkan hanyut terbawa arus deras, memicu kerugian ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat setempat.

Banjir akibat Tanggul Jebol di Karangasem, Ternak Warga Hanyut
Banjir akibat Tanggul Jebol di Karangasem, Ternak Warga Hanyut

Tanggul Sungai Jebol, Banjir Tak Terhindarkan

Menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, banjir terjadi

akibat jebolnya tanggul Sungai Tukad Daya di wilayah Desa Muncan, Kecamatan Selat.

Tanggul yang semestinya menahan luapan air hujan tak mampu lagi menahan debit tinggi

dari hulu, sehingga akhirnya runtuh sepanjang lebih dari 15 meter.

Akibatnya, air sungai langsung mengalir deras ke wilayah pemukiman dan lahan pertanian warga.

Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan harta benda maupun ternak karena kejadian berlangsung sangat cepat, sekitar pukul 04.30 WITA, saat sebagian besar masih terlelap.


Ternak Hanyut dan Kerugian Ekonomi

Dampak paling dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya ternak, yang bagi banyak warga desa merupakan aset ekonomi utama.

Menurut data awal yang dihimpun oleh aparat desa, setidaknya 32 ekor sapi, 47 kambing, dan ratusan ayam hanyut terbawa banjir.

Ketut Suraya, seorang peternak dari Banjar Pande

menuturkan bahwa ia kehilangan 5 ekor sapi dewasa dan 2 anak sapi yang disiapkan untuk dijual saat hari raya.

Semua kandang saya rata dengan tanah. Saya tidak sempat menyelamatkan apa pun,” katanya sambil menahan tangis.

Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, belum termasuk kerusakan

fasilitas umum, rumah warga, dan lahan pertanian yang tergenang lumpur.


Proses Evakuasi dan Bantuan Darurat

BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan lokal bergerak cepat melakukan evakuasi warga dan membuka

posko pengungsian darurat di balai desa dan sekolah setempat. Lebih dari 200 jiwa telah dievakuasi

ke tempat yang lebih aman, terutama dari kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil.

Dapur umum telah didirikan dan logistik mulai didistribusikan, termasuk air bersih, makanan siap saji, obat-obatan, serta selimut.

Namun karena akses jalan menuju beberapa wilayah masih tergenang dan tertutup lumpur, distribusi bantuan menjadi cukup menantang.


Respons Pemerintah dan Perbaikan Infrastruktur

Pemerintah Kabupaten Karangasem bergerak cepat dengan menurunkan alat berat untuk membuka jalur yang terputus.

Selain itu, peninjauan langsung dilakukan oleh Bupati Karangasem bersama pihak terkait untuk mengevaluasi kerusakan tanggul dan infrastruktur pendukung lainnya.

“Kami akan mempercepat proses perbaikan tanggul dan melakukan penguatan struktur agar kejadian seperti ini tidak terulang.

Saat ini fokus utama kami adalah memastikan keselamatan warga dan kebutuhan dasar terpenuhi,” ujar Bupati Gede Dana saat mengunjungi lokasi bencana.

Pemerintah juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyusun rencana tanggap darurat jangka menengah, termasuk revitalisasi aliran sungai dan pembangunan ulang tanggul dengan spesifikasi teknis yang lebih kuat.


Waspada Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa cuaca ekstrem masih mungkin

terjadi dalam beberapa hari ke depan di wilayah Bali bagian timur. Curah hujan tinggi yang terjadi belakangan ini merupakan efek dari anomali iklim regional dan pola La Nina lemah yang masih berpengaruh terhadap sistem cuaca di Indonesia.

BMKG juga mengimbau agar warga di sekitar daerah aliran sungai meningkatkan kewaspadaan, terutama

jika curah hujan berlangsung lebih dari dua jam secara terus menerus.

Sistem peringatan dini diharapkan bisa ditingkatkan di wilayah-wilayah rawan seperti Karangasem, mengingat kontur wilayah yang cenderung berbukit dan memiliki banyak sungai kecil dengan arus deras.


Solidaritas Warga dan Harapan Pasca-Bencana

Di tengah kesedihan dan kerugian besar, solidaritas warga terlihat begitu kuat.

Banyak komunitas lokal, organisasi sosial, dan relawan turun langsung membantu membersihkan lumpur, membangun kembali kandang ternak sementara, hingga menyuplai kebutuhan sehari-hari.

Bagi masyarakat Karangasem, bencana ini menjadi pelajaran bahwa kesiapsiagaan harus ditingkatkan, baik dari sisi infrastruktur maupun edukasi kebencanaan. Para peternak berharap ada bantuan langsung berupa bibit ternak, pakan, dan fasilitas kandang agar mereka bisa bangkit kembali.

Baca juga:Banjir Parah di Medan saat Pilkada 2024 Bikin Warga Tak Bisa Milih


Penutup

Peristiwa banjir akibat tanggul jebol di Karangasem menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, bahkan di saat tak terduga.

Tindakan cepat dari pemerintah, kerja sama lintas sektor, dan solidaritas masyarakat menjadi kunci dalam penanganan dan pemulihan pasca-bencana.

Masyarakat kini menanti dukungan nyata agar bisa kembali membangun kehidupan mereka dari nol, dengan harapan tanggul yang baru akan lebih kuat dan tangguh menghadapi tantangan iklim ke depan.

adminTres Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TresDemaIO

TresDemaio adalah platform artikel terpercaya yang menyajikan berbagai informasi menarik, inspiratif, dan edukatif. Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan pembaca dengan konten yang berkualitas, mencakup beragam topik seperti Kuliner, gaya hidup, Politik, bisnis, dan banyak lagi.