Afrika Selatan Kecam Ancaman Tarif dan Retorika Anti-BRICS Trump
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memantik kontroversi di panggung internasional
setelah menyampaikan pernyataan keras mengenai organisasi BRICS. Dalam pidatonya baru-baru ini
Trump menuding bahwa aliansi ekonomi yang dipelopori oleh Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan tersebut “mengancam dominasi ekonomi global Amerika.”
Lebih dari itu, Trump juga mengusulkan rencana pengenaan tarif perdagangan baru hingga 60% terhadap negara-negara anggota
BRICS bila ia kembali menjabat sebagai Presiden AS. Retorika tersebut langsung mengundang respons keras dari berbagai pihak
salah satunya Afrika Selatan, yang menyatakan bahwa ucapan Trump tidak hanya merusak semangat kerja sama internasional
tetapi juga menunjukkan arah kebijakan unilateral dan proteksionis yang semakin menguat di AS.
Afrika Selatan Kecam Ancaman Tarif dan Retorika Anti-BRICS Trump
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh Kementerian Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan
pemerintah menyebut bahwa ancaman tarif oleh Donald Trump merupakan bentuk tekanan ekonomi yang tidak dapat diterima dalam hubungan multilateral.
Afrika Selatan menegaskan bahwa sebagai anggota BRICS, mereka berkomitmen pada prinsip perdagangan bebas yang adil dan seimbang.
Pemerintah Afrika Selatan juga menilai bahwa retorika Trump mencerminkan pandangan usang tentang ekonomi global yang tidak lagi mencerminkan realitas multipolar saat ini.
Kami menolak segala bentuk retorika yang menargetkan kerja sama negara-negara Selatan, termasuk BRICS,” ujar juru bicara kementerian tersebut.
BRICS Sebagai Kekuatan Ekonomi Baru
Afrika Selatan, yang menjadi anggota penuh BRICS sejak 2010, melihat aliansi ini sebagai platform penting untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang dalam tatanan global.
BRICS berfungsi sebagai forum untuk mempromosikan kerja sama dalam bidang perdagangan, teknologi, investasi, dan pembangunan berkelanjutan di luar dominasi negara-negara Barat.
Melalui forum BRICS, Afrika Selatan mendapatkan akses lebih luas terhadap pasar Tiongkok, India, dan Rusia, serta
dukungan dari lembaga seperti New Development Bank (NDB) untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur nasional.
Ancaman tarif dari Amerika Serikat dapat merusak ekosistem kerja sama ini dan menciptakan ketegangan geopolitik yang tidak perlu.
Retorika Anti-BRICS Dinilai Kontraproduktif
Para pengamat hubungan internasional menilai bahwa retorika anti-BRICS dari Trump justru kontraproduktif terhadap kepentingan Amerika Serikat sendiri.
Ancaman tarif dapat memicu balasan dari negara-negara BRICS dan memperluas jurang ketegangan antara negara maju dan berkembang.
Afrika Selatan menyatakan bahwa strategi membangun dinding tarif hanya akan merusak rantai pasok global dan memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Dalam dunia yang semakin saling terhubung, pendekatan konfrontatif seperti ini dinilai tidak relevan dan berbahaya.
Sebaliknya, kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan penghormatan terhadap kedaulatan negara lain dinilai sebagai jalan terbaik menuju stabilitas dan pertumbuhan bersama.
Komitmen Afrika Selatan terhadap Multipolaritas Global
Sebagai bagian dari BRICS, Afrika Selatan konsisten mengadvokasi tatanan dunia multipolar yang lebih seimbang dan inklusif Pemerintah
menekankan bahwa keberadaan BRICS bukan untuk menyaingi atau menggantikan kekuatan Barat
melainkan sebagai upaya kolektif memperjuangkan kepentingan negara berkembang yang selama ini terpinggirkan dalam forum-forum global seperti G7 dan IMF.
Afrika Selatan juga mendorong reformasi pada lembaga-lembaga keuangan internasional agar lebih representatif
serta mendukung sistem perdagangan dunia yang bebas dari tekanan sepihak dan sanksi politik.
Penutup: Diplomasi Jadi Kunci Hadapi Tekanan Global
Di tengah meningkatnya tekanan dan retorika agresif dari tokoh-tokoh seperti Trump, Afrika Selatan menyerukan agar diplomasi dan dialog tetap
menjadi landasan utama dalam hubungan internasional. Ancaman tarif bukan solusi, tetapi justru dapat memecah belah kerja sama yang telah dibangun dengan susah payah.
Baca juga: Banjir dan Longsor Jabodetabek: 3 Meninggal, 2 Orang Hilang
Leave a Reply