Angin Puting Beliung Terjang Pamulihan Sumedang, 1 Madrasah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Pamulihan Sumedang, 1 Madrasah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Pamulihan Sumedang, 1 Madrasah Rusak

Bencana angin puting beliung kembali terjadi di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kali ini, fenomena cuaca ekstrem tersebut melanda wilayah Desa Pamulihan, Kecamatan Pamulihan, pada Selasa (23/4/2025) sore. Akibat kejadian itu, satu unit bangunan madrasah mengalami kerusakan, dan sejumlah rumah warga dilaporkan terdampak dengan berbagai tingkat kerusakan.

Peristiwa terjadi saat cuaca mendadak berubah secara drastis dari cerah menjadi mendung, diikuti oleh tiupan angin kencang disertai hujan deras. Warga yang tengah beraktivitas di luar ruangan panik dan segera mencari tempat berlindung setelah terdengar suara keras dari atap rumah dan pepohonan yang tumbang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang langsung turun ke lokasi untuk melakukan pendataan serta memberikan penanganan awal kepada warga terdampak.

Angin Puting Beliung Terjang Pamulihan Sumedang, 1 Madrasah Rusak
Angin Puting Beliung Terjang Pamulihan Sumedang, 1 Madrasah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Pamulihan Sumedang, 1 Madrasah Rusak

Menurut keterangan warga setempat, cuaca awalnya tampak normal dan tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Namun, sekitar pukul 15.30 WIB, langit tiba-tiba menjadi gelap, diikuti dengan angin kencang yang datang dari arah barat daya.

Angin tersebut membawa debu, ranting pohon, dan mulai merobohkan beberapa papan penanda dan atap rumah warga. Dalam waktu kurang dari 10 menit, angin berputar kencang seperti pusaran, menyapu bagian tengah permukiman warga dan menghantam salah satu bangunan madrasah yang berada di lokasi strategis.

Seorang warga, Bapak Deden (45), yang tinggal tak jauh dari madrasah, mengatakan bahwa ini adalah angin terkuat yang pernah ia rasakan dalam 10 tahun terakhir.

“Tiba-tiba angin datang cepat, seperti pusaran. Atap rumah tetangga langsung beterbangan, saya langsung masuk ke dalam rumah sambil menutup jendela,” ungkapnya.


Kerusakan Madrasah dan Dampak Sosial

Madrasah yang terdampak dalam peristiwa ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda, yang atap bagian depannya dilaporkan terlepas dan terlempar sejauh belasan meter. Sebagian dinding juga mengalami retak, dan sejumlah fasilitas belajar seperti meja, papan tulis, serta buku-buku rusak terkena air hujan.

Beruntung, tidak ada aktivitas belajar mengajar saat kejadian karena murid-murid telah dipulangkan lebih awal mengingat cuaca tidak bersahabat. Namun demikian, kerusakan ini mengganggu proses pendidikan karena ruang kelas tidak bisa digunakan dalam waktu dekat.

Pihak madrasah menyatakan bahwa untuk sementara waktu kegiatan belajar akan dipindahkan ke rumah warga sekitar atau masjid terdekat hingga perbaikan selesai dilakukan.


Penanganan Darurat oleh BPBD dan Pemerintah Setempat

Tim reaksi cepat (TRC) dari BPBD Kabupaten Sumedang segera melakukan asesmen di lokasi kejadian. Berdasarkan laporan awal, tercatat:

  • 1 bangunan madrasah rusak berat

  • 8 rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga sedang

  • 3 pohon tumbang menutupi jalan lingkungan

  • 2 tiang listrik miring, menyebabkan gangguan aliran listrik sementara

Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Yayan Rahmat, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat desa, Dinas Sosial, dan PLN untuk menangani dampak yang ditimbulkan. Ia juga mengimbau warga agar waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat cuaca ekstrem masih diprediksi berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

“Kami menyiagakan tim dan logistik tanggap darurat untuk membantu warga terdampak. Prioritas kami saat ini adalah evakuasi dan pemulihan sarana pendidikan,” ujar Yayan.


Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama angin puting beliung yang kerap melanda wilayah perbukitan dan terbuka seperti Sumedang. Pemerintah daerah telah menghimbau kepada masyarakat untuk:

  • Memangkas pohon besar yang rawan tumbang

  • Memperkuat struktur atap rumah

  • Menghindari berteduh di bawah papan reklame saat hujan angin

  • Mengikuti informasi cuaca dari BMKG secara berkala

Desa Pamulihan termasuk dalam kawasan yang memiliki kerentanan bencana menengah hingga tinggi, terutama di musim pancaroba seperti saat ini.


Tanggapan Dini dari Kementerian Agama dan Pendidikan

Kerusakan pada fasilitas madrasah juga mendapat perhatian dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumedang. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Nurhayati, menyebut bahwa pihaknya akan segera menyalurkan bantuan rehab ringan dan perlengkapan belajar sementara, agar proses pendidikan tidak terganggu terlalu lama.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang juga menyampaikan komitmen untuk mendukung pemulihan dengan mengalokasikan anggaran tanggap darurat yang bisa dimanfaatkan oleh pihak madrasah.

Baca juga:2 Anggota TNI Keroyok Warga Serang hingga Tewas Jadi Tersangka dan Ditahan


Kesiapsiagaan Cuaca Ekstrem: Peringatan dari BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat bagian tengah dan utara, termasuk Sumedang. Fenomena lokal seperti awan Cumulonimbus diketahui memicu terjadinya angin puting beliung, hujan deras, dan petir dalam waktu singkat.

Masyarakat diimbau untuk:

  • Tidak beraktivitas di luar rumah jika langit mendadak gelap

  • Menjauh dari pohon besar, baliho, dan bangunan tua

  • Mengamankan barang-barang di luar rumah

  • Menghubungi layanan darurat jika melihat tanda-tanda bencana


Pemulihan dan Dukungan Warga

Proses pemulihan pasca-kejadian tengah dilakukan. Warga saling bergotong royong membersihkan puing-puing, membantu mengevakuasi barang-barang madrasah, serta mendirikan tenda darurat untuk proses belajar sementara. Dukungan logistik seperti makanan siap saji, air bersih, dan obat-obatan juga mulai disalurkan oleh pemerintah desa dan organisasi kemasyarakatan.

Ketua RT setempat, Bapak Sugeng, menyampaikan rasa syukur bahwa tidak ada korban jiwa, meskipun kerugian materi cukup terasa.

“Ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih siap dan waspada ke depan. Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang langsung turun tangan,” katanya.


Penutup: Kewaspadaan adalah Kunci

Angin puting beliung di Pamulihan Sumedang menambah daftar panjang bencana lokal yang terjadi akibat perubahan cuaca ekstrem. Kejadian ini menunjukkan bahwa fenomena seperti itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tanpa peringatan lama. Oleh karena itu, kewaspadaan, mitigasi, dan respon cepat menjadi kunci dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

Pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga pendidikan diharapkan terus bersinergi agar setiap bencana dapat dihadapi dengan kesiapan maksimal. Di sisi lain, dukungan dan solidaritas antarwarga menjadi pondasi penting untuk bangkit kembali setelah bencana melanda.

adminTres Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TresDemaIO

TresDemaio adalah platform artikel terpercaya yang menyajikan berbagai informasi menarik, inspiratif, dan edukatif. Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan pembaca dengan konten yang berkualitas, mencakup beragam topik seperti Kuliner, gaya hidup, Politik, bisnis, dan banyak lagi.