Sukabumi kembali menjadi sorotan setelah Jembatan Cikadaka di Kecamatan Simpenan hancur akibat banjir bandang yang terjadi pada awal Desember 2024. Akibat kerusakan tersebut, para pelajar dan warga sekitar harus kembali bertaruh nyawa untuk menyeberangi Sungai Cidadap demi beraktivitas sehari-hari.
Kondisi ini memaksa anak-anak sekolah menyeberangi sungai dengan berenang atau menggunakan ban dalam bekas mobil yang diikat dengan tali tambang. Tindakan ini sangat berbahaya, terutama saat arus sungai deras setelah hujan lebat. Para pelajar yang tinggal di Kampung Cikadaka harus menempuh risiko besar hanya untuk bisa sampai ke sekolah mereka di Desa Loji.
Jembatan Gantung yang Hancur
Sebelumnya, pada September 2024, sebuah jembatan gantung sepanjang 100 meter dengan lebar 120 cm telah dibangun oleh relawan di atas Sungai Cidadap. Jembatan ini menghubungkan Desa Cidadap Kampung Cikadaka dengan Desa Loji Kampung Naringgul. Kehadiran jembatan tersebut menjadi solusi bagi warga setempat yang sebelumnya harus menyeberangi sungai dengan berenang.
Baca Berita lain TresDemaIO lain nya juga:
- Panduan Lengkap Memulai Karir Freelance
- Tsunami Aceh 20 Tahun Silam
- Kenaikan Tarif PPN Indonesia Menjadi 12%
Namun, bencana banjir bandang yang terjadi pada Desember 2024 merusak jembatan gantung tersebut dan sejumlah infrastruktur lainnya di Kabupaten Sukabumi. Bencana tersebut berdampak pada 20 kecamatan dan 27 desa, menyebabkan ribuan warga harus mengungsi. Data terbaru menyebutkan bahwa 10 orang meninggal dunia dan dua orang dinyatakan hilang akibat banjir dan longsor di wilayah tersebut.
Penyebab Kerusakan Lingkungan
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Wahyudin, mengungkapkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi di Sukabumi disebabkan oleh aktivitas pertambangan emas dan tambang galian kuarsa yang tidak terkendali. Ia menegaskan bahwa eksploitasi sumber daya alam tersebut memperparah risiko bencana alam, termasuk banjir bandang dan longsor.
โPihak berwenang perlu memperketat pengawasan dan menindak perusahaan yang terbukti melakukan aktivitas yang merusak lingkungan. Langkah tegas sangat dibutuhkan agar kejadian serupa tidak terus berulang,โ ujar Wahyudin.
Upaya Pemulihan
Saat ini, pemerintah setempat bersama relawan dan organisasi non-pemerintah sedang berupaya memulihkan infrastruktur yang rusak dan menormalisasi kembali kondisi masyarakat di Sukabumi. Proses perbaikan jembatan dan jalur transportasi lainnya menjadi prioritas utama agar warga tidak lagi harus mempertaruhkan nyawa untuk menyeberangi sungai.
Selain itu, langkah-langkah pemulihan lingkungan juga sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa depan. Penanaman kembali pohon di daerah aliran sungai dan pengendalian aktivitas tambang ilegal menjadi solusi yang terus diupayakan oleh berbagai pihak.
Kisah para pelajar yang harus menyeberangi Sungai Cidadap dengan berenang atau menggunakan ban dalam bekas mobil ini menggambarkan betapa pentingnya perhatian terhadap pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil. Kondisi tersebut juga menjadi pengingat bahwa upaya pelestarian lingkungan harus menjadi prioritas agar bencana alam yang merugikan masyarakat dapat diminimalisasi.
Leave a Reply