Update Dampak Gempa Poso M 5,8: 208 Rumah Warga-28 Rumah Ibadah Rusak

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pada Agustus 2025. Guncangan yang cukup kuat ini dirasakan oleh masyarakat di beberapa daerah sekitar Poso dan menimbulkan kepanikan. Meski tidak menimbulkan tsunami, gempa tersebut mengakibatkan kerusakan cukup parah pada ratusan rumah warga dan puluhan fasilitas ibadah. Peristiwa ini menjadi perhatian nasional karena jumlah bangunan rusak yang cukup besar.

Update Dampak Gempa Poso M 5,8: 208 Rumah Warga-28 Rumah Ibadah Rusak

Berdasarkan laporan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 208 rumah warga terdampak gempa dengan kondisi rusak ringan hingga rusak berat. Selain itu, 28 rumah ibadah seperti masjid dan gereja juga tidak luput dari kerusakan. Data ini masih bersifat sementara dan berpotensi bertambah seiring dengan pendataan yang dilakukan di lapangan.

Fasilitas umum lain seperti sekolah, kantor desa, hingga jaringan listrik juga sempat mengalami gangguan. Kerusakan fisik ini menuntut adanya perbaikan cepat agar aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan normal.

Kondisi Warga Pasca Gempa

Dampak gempa membuat sebagian warga terpaksa mengungsi ke tenda darurat karena rumah mereka sudah tidak layak huni. Pemerintah daerah mendirikan posko penampungan sementara dengan dukungan logistik berupa makanan, obat-obatan, dan air bersih. Hingga kini, tidak ada laporan korban jiwa, namun beberapa warga mengalami luka ringan akibat tertimpa material bangunan.

Kondisi psikologis masyarakat juga menjadi perhatian. Banyak warga, terutama anak-anak, mengalami trauma akibat guncangan. Oleh karena itu, tim relawan dan tenaga kesehatan memberikan pendampingan untuk membantu memulihkan kondisi mental para penyintas.

Respons Pemerintah dan BNPB

BNPB bersama pemerintah daerah bergerak cepat melakukan evakuasi, pendataan, dan distribusi bantuan. Tim gabungan dikerahkan untuk memeriksa kerusakan bangunan sekaligus memastikan tidak ada warga yang tertinggal di lokasi berbahaya.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial juga menyalurkan bantuan sosial berupa dana stimulan untuk perbaikan rumah. Rumah yang rusak berat akan mendapat bantuan penuh, sedangkan yang rusak ringan diberikan dana stimulan agar segera bisa diperbaiki.

Tantangan Distribusi Bantuan

Meski bantuan sudah mulai mengalir, tantangan di lapangan tetap ada. Beberapa daerah terdampak sulit dijangkau karena akses jalan yang rusak akibat guncangan. Hal ini membuat distribusi logistik memerlukan waktu lebih lama. Selain itu, jumlah pengungsi yang terus bertambah membuat kebutuhan pangan dan tenda darurat semakin tinggi.

Pemerintah daerah berkoordinasi dengan TNI, Polri, serta relawan untuk mempercepat penyaluran bantuan. Teknologi komunikasi juga dimanfaatkan untuk memperbarui informasi kondisi lapangan secara real-time.

Pentingnya Mitigasi Bencana

Gempa Poso kembali menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana karena berada di kawasan cincin api Pasifik. Upaya mitigasi harus terus diperkuat, baik melalui edukasi masyarakat, pembangunan infrastruktur tahan gempa, maupun sistem peringatan dini.

Kesadaran masyarakat tentang cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa juga sangat penting. Simulasi bencana di sekolah, kantor, maupun lingkungan tempat tinggal bisa membantu masyarakat lebih siap menghadapi situasi darurat.

Penutup

Gempa bumi magnitudo 5,8 di Poso meninggalkan kerusakan cukup besar, dengan 208 rumah warga dan 28 rumah ibadah terdampak. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini menjadi ujian bagi masyarakat dan pemerintah dalam hal kesiapsiagaan.

Kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, relawan, dan masyarakat diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan. Selain itu, pengalaman ini seharusnya menjadi pelajaran penting agar mitigasi bencana lebih diperhatikan, sehingga dampak serupa dapat diminimalkan di masa depan.

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Ambon Picu Longsor di 17 Titik, Ada 4 Rumah Rusak, 2 Talud Amblas